Top Menu

Cara Sederhana Membentuk Kebiasaan Baik

Resolusi menjelang Tahun Baru dan "goals" dalam kehidupan adalah sesuatu yang baik. Dengan memiliki hal tersebut, motivasi hidup akan bertambah karena segala daya dan upaya dikerahkan untuk mencapainya.

Namun, seringkali resolusi hanya berhenti jadi “resolusi” dan tujuan hidup hilang begitu saja di tengah jalan, Penyebabnya, kita tidak memiliki kebiasaan yang cukup baik untuk menuju ke arah sana.

Alih-alih fokus dan menyusun rencana, kita justru lebih memilih menunda-nunda dengan dalih, “Nanti saja, masih ada waktu ini.” 

Atau cita-citamu dalam tahun ini adalah menurunkan berat badan, tapi ketika melihat makanan cepat saji setelah berolah raga, kamu tidak bisa menolaknya dan bahkan makan dengan lahap.

Itu sekadar ilustrasi, karena tentu sangat banyak kebiasaan buruk terkait kurangnya komitmen yang bisa menghambat kita menggapai tujuan – apa pun bentuknya. Ya, membentuk kebiasaan baik memang tidak mudah, tapi tidak berarti mustahil. Charles Duhigg, penulis buku "The Power of Habit" berbagi langkah sederhana yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baik.

Bentuk Satu Kebiasaan

Artinya, fokus pada satu kebiasaan baik yang ingin kamu bentuk, apa pun itu. Setelahnya, baru tanyakan pada diri sendiri, apa tujuanmu memilih tujuan tersebut? Lalu, hal baik apa yang bisa kamu dapatkan saat memiliki kebiasaan baik tersebut? Terakhir, hal buruk apa yang bakal terjadi kalau kamu tidak bisa membentuk satu kebiasaan baik tersebut?

Sebagai contoh kamu memilih ingin membentuk kebiasaan tepat waktu.  Terapkan pertanyaan-pertanyaan di atas pada kebiasaan tepat waktu yang ingin kamu bentuk kemudian hubungkan dengan goals-mu.

Temukan Cara Atasi Hambatan

Dalam proses membangun kebiasaan baik, hambatan dan tantangan pasti ada. Mulai dari lupa, malas, atau tak sempat karena rutinitas harian yang menumpuk. Namun, karena membangun kebiasaan baik memerlukan komitmen, kamu wajib mengatasi hambatan tersebut.

Kalau kamu sering lupa, kamu bisa mengakalinya dengan mengatur alarm atau pengingat di gawai. Apabila sering malas, pikirkan kembali hal buruk yang mungkin terjadi bila kamu tidak punya kebiasaan baik tersebut. Atau merasa tak sempat? Cari waktu!

Ingat, membentuk kebiasaan baik tidak akan menghabiskan waktumu seharian. Menyisihkan waktu beberapa menit untuk berolahraga rutin, menebarkan senyum kepada orang-orang, dan berpikir positif, tidak akan menghabiskan 24 jam waktumu, kan?

Berikan "Reward" untuk Diri

Charles Duhigg dalam buku yang sama menyatakan, “Untuk membentuk satu kebiasaan baik yang baru, diperlukan waktu 21 hari.” 

Jika sudah merasa terbiasa atau jika tidak melakukan kebiasaan baik itu, kamu sudah merasa ada sesuatu yang kosong, kamu bisa dianggap mulai berhasil. Saat itulah, saat yang tepat kita memberi "reward" untuk diri, sebelum memulai membentuk kebiasaan baik lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Beli makanan yang kamu inginkan, nonton drama favorit seharian, dan aktivitas menyenangkan lainnya, dapat kamu lakukan sebagai "penghargaan" untuk diri.

Kelilingi dengan “Orang-orang”

Bukan semata orang, namun orang-orang yang bisa mendukung komitmen membentuk kebiasaan baik. James Clear, penulis buku "Atomic Habit", menegaskan bahwa orang-orang sekitar berperan signifikan dalam membentuk kebiasaan kita. Kalau di kelilingi orang-orang yang punya kebiasaan buruk, kita pun punya kecenderungan ke arah sana, dan begitu juga sebaliknya. Karena itu, saat dalam proses membentuk kebiasaan baik, kita disarankan meminta dukungan sekitar, bergaul dengan orang-orang punya kebiasaan baik, bahkan kalau memungkinkan, milikilah seorang “mentor kebiasaan baik”.

Yuk, mulai sekarang kikis kebiasaan buruk dengan kebiasaan baik. Jadikan kebiasaan baik menjadi sarana untuk mewujudkan "goals" dalam hidup. Yakin kok kita semua bisa.

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates