Top Menu

Gengsi Itu Bikin Susah Sendiri, Ini 5 Solusinya


Tidak ingin direndahkan orang lain berbeda dengan ingin selalu di atas orang lain. Hal yang pertama menyangkut harga diri, sedangkan yang kedua terkait gengsi. Harga diri diperlukan sebagai salah satu prinsip hidup. Harga diri bisa menuntun kita untuk lebih bekerja keras, tidak bergantung pada orang lain, dan berkomitmen. Sementara gengsi? 

Dalam kadar yang "pas" gengsi sebenarnya bisa saja bemanfaat. Misalnya untuk meningkatkan kepercayaan diri dan membangun identitas. Namun kenyataannya sering kali gengsi malah menjadi penyakit psikologis. Dikutip dari Psychology Today via Hellosehat, gengsi sering digunakan sebagai benteng terluar manusia untuk menutupi kelemahan dan kekurangannya.

Efek negatif gengsi bakal membuat kita jadi hobi berbohong seperti berpura-pura punya padahal tidak. Lebih parah, seseorang dengan rasa gengsi yang akut, akan melakukan segala cara untuk tampil "sempurna". Ini namanya nyusahin diri sendiri! Lalu bagaimana cara-cara mengurangi rasa gengsi di dalam diri? Yuk langsung baca tipsnya di bawah. 

Selalu Bersyukur 
Orang dengan gengsi tinggi selalu ingin melampaui orang lain. Kalau lewat prestasi sih nggak apa-apa, tapi kalau dengan maksa giaman. Pastinya, hal ini lama kelamaan akan membuat orang gengsian lelah dan berujung pada depresi. Nah loh serem 'kan? 

Solusinya, menurut Ujang Sumarwan, Pakar Perilaku Konsumen dari MB-IPB dan penulis buku Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, yaitu dengan mensyukuri segala hal yang sudah kita miliki. Bersyukur akan membuatmu merasa “cukup” serta menajuhkanmu dari dorongan untuk lebih tinggi dari siapa pun. 

Menjadi Diri Sendiri
Bukan rahasia lagi kalau salah satu hobi orang gengsian adalah mengikuti dan meniru orang lain. Dan inilah yang bahaya! Ambil contoh di bidang lifestyle, kecenderungan ini bisa menjermuskan ke dalam krisis finansial. Soalnya, karena ingin selalu tampil keren dan mengikuti tren idola atau role model-nya, orang gengsian nggak akan segan-segan berutang. 

Solusinya, be yourself atau jadi diri sendiri. Update tren boleh, tapi baiknya disesuiakan dengan kemampuan. Satu lagi, tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain, ya. Menjadi diri sendiri itu jauh lebih keren daripada fake. 

Membatasi Pergaulan
Rasa gengsi bisa tumbuh karena pengaruh lingkungan. Dorongan untuk “menyesuaikan diri” dengan gaya hidup di dalam pergaulan nggak jarang membuat kita lupa sampai mana batas kemampuan, iya kan?  Tuntutan ingin diterima merupakan pemicu tumbuhnya gengsi akibat pergaulan. 

Solusinya, mulai saat ini batasi pergaulan. Kelilingilah diri dengan orang-orang positif yang tak semata-mata menilai kualitas seseorang dari apa yang dikenakannya. Jadilah juga seperti mereka, dengan menjadi pribadi yang selalu menebarkan vibe positif tanpa memandang rendah orang lain. 

Tiga Kata Sakti: Minta Maaf, Tolong, Terima Kasih
Gengsi tidak melulu berkaitan dengan harta dan benda. Ada kalanya sesorang yang tak mau minta maaf lantaran gengsi. Tidak sedikit pula yang tak mau minta tolong karena gengsi. Bahkan, sering ucapan terima kasih pun tertahan disebabkan gengsi. 

Itu semua Big No! Kita semua pasti punya salah, tidak bisa hidup sendiri, dan pastinya pernah dibantu orang lain. Karena itu, ucapkan kata-kata itu di setiap situasi yang tepat. Tidak perlu ragu, sebab mengatakannya tidak membuat kita rendah, justru mencerminkan kita sebagai pribadi yang menghargai orang lain. 

Jangan biarkan hidup tersiksa dan tidak nyaman karena gengsi yuk.  Buang jauh-jauh perasaan tersebut dengan melakukan langkah-langkah di atas. 

Image source: Unsplash 

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates