Tak ada yang dapat
memungkiri bahwa Indonesia merupakan negeri yang subur dan Indah. Sebelum
merdeka, orang-orang Eropa menamakan Indonesia ‘Surga Rempah-rempah’ dan Mooi Indie, merujuk kenyataan bahwa
Nusantara merupakan penghasil rempah-rempah dengan alam yang eksotis, tenang
dan damai.
Namun kenyataan
tersebut berbanding terbalik dengan keadaan masyarakatnya pada waktu itu.
Masyarakat Indonesia dianggap terbelakang dengan tingkat pendidikan yang
rendah, bahkan tidak mengetahui jati dirinya.
Kolonialisme Barat
adalah penyebab hal itu terjadi. Dengan sifatnya yang represif, diskriminatif
dan menindas, masyarakat Indonesia dibuat terasing dari kebudayaannya sendiri. Ditambah
lagi, pendidikan yang diselenggarakan pemerintah kolonial (Politik Etis) hanya
diperuntukkan untuk kalangan tertentu, antara lain bangsawan, orang-orang
Eropa, dan Timur Asing. Tidak menyentuh rakyat kebanyakan.
Kondisi ini membuat
prihatin tokoh-tokoh pergerakan, salah satunya Ki Hajar Dewantara. Ia
berkeyakinan bahwa tanpa pendidikan, bangsa Indonesia tidak akan bisa setara
dengan bangsa lain. Bagaimana mau merdeka, lepas dari penjajahan, kalau bangsa
Indonesia masih terbelakang?
Untuk merealisasikan
cita-citanya tersebut, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan Sekolah Taman
Siswa pada 3 Juli 1922, di Yogyakarta. Sekolah ini dikhususkan untuk seluruh
masyarakat Indonesia, tanpa memandang latar belakang suku, agama dan
diselenggarakan secara gratis. Atas jasanya ini, Ki Hajar Dewantara dianugerahi
Bapak Pendidikan Nasional. Tanggal lahirnya 2 Mei bahkan dihormati sebagai Hari
Pendidikan Nasional hingga saat ini.
Refleksi
Jika ditelusuri
lebih jauh, tokoh-tokoh nasional yang berjasa membawa Indonesia ke pintu
gerbang kemerdekaan adalah orang-orang terpelajar. Nama-nama seperti Sukarno,
Moh. Hatta, Sutan Syahrir, termasuk Ki Hajar Dewantara adalah segelintir orang
yang beruntung mendapat pendidikan pada masa penjajahan karena mereka keturunan
bangsawan, kaum yang dibolehkan bersekolah masa itu.
Pengalaman mengenyam
sekolah dengan sistem Eropa, diskriminasi yang diterima dalam pergaulan sekolah
dan kenyataan pedih masyarakat yang masih terbelakang, menumbuhkan rasa empati di
dalam diri para tokoh bangsa terhadap kaum tertindas, sikap kritis terhadap
kesenang-wenangan, dan kesadaran akan pentingnya karakter kebangsaan.
Perpaduan dari
kesadaran inilah yang kemudian mewujud ke dalam cita-cita kemerdekaan. Bisa
dikatakan, cita-cita kemerdekaan pada awalnya bukanlah cita-cita merdeka secara
politis. Akan tetapi, merdeka dari keterbelakangan. Seperti kata Bung Hatta,
sang Proklamator Indonesia,
“Mengubah kondisi Negara dari masa imperialisme menuju Negara yang mandiri dan maju perlu dilakukan dengan dasar pendidikan yang kuat, mencerdaskan warga negaranya, memerdekakannya dari keterbelakangan”
Lalu apa relevansi
pendidikan dan cita-cita merdeka dengan konteks keindonesiaan dewasa ini?
Indonesia memang
sudah merdeka. Pendidikan pun sudah dibisa diakses masyarakat luas. Tapi kenyataan
bahwa masih ada daerah-daerah yang belum tersentuh pendidikan pun tak bisa
dilewatkan begitu saja. Kita pasti sering mendengar berita bahwa anak-anak di
daerah-daerah pedalaman dan perbatasan dengan negara lain, belum tersentuh
pendidikan, sangat kekurangan infrastruktur bahkan belum tumbuh kesadaran di
antara orang tuanya tentang pentingnya pendidikan.
Ada yang sekolah
dengan bangunan yang rusak parah, tanpa atap dan alas. Lalu ada juga yang pergi
ke sekolah dengan jalan kaki lebih dari 10 km, melewati sungai deras, jurang
terjal, bahkan banyak pula yang tidak sekolah sama sekali. Sadarkah kita bahwa
mereka yang berada di dalam kondisi ini belum merdeka. Saat kita dan anak-anak kita
kebingungan memilih mana sekolah favorit yang cocok, mana universitas terbaik, atau
kemana melanjutkan studi S2 dan S3, ada saudara-saurada kita nun jauh di sana yang
tidak bersekolah bahkan belum tahu tentang pentingnya pendidikan.
Dan ini tanggung
jawab siapa? Yang pasti bukan hanya pemerintah tapi juga segenap kita, seluruh
masyarakat Indonesia yang meyakini bahwa pendidikan itu sangat penting untuk
memerdekakan manusia dari keterbelakangan.
Posting Komentar